BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebelum memasuki bangku
sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segal peristiwa yang terjadi
disekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik),
mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah-pisah).
Sayangnya, ketika memasuki situasi belajar formal di bangku sekolah dasar,
mereka disuguhi berbagai ilmu atau mata pelajarn yang terpisah satu sma lain
sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi
di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. Penyelengaraan pendidikan dengan
menekankan pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antarsatu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalah yang cukup serius
terutama bagi siswa usia sekolah dasar.
Pembelajaran yang
memisahkan secara tegas penyajian mata pelajran-mata pelajaran tersebut
membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena hanya akan memberikan pengalaman
belajar yang bersifat artifisial atau pengalaman belajar yang dibuat-buat. Oleh
karena itu, proses pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah dasar, terutama
untuk kelas awal, harus memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati
pengalamn belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengem,asan
pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman belajar anak.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu
siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa
pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep - konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Jika dibandingkan dalam konsep
konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan
siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan
kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh
melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di
sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk
berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas
hanya sebanding dengan keterampilan.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai
pembelajaran terpadu model threaded merupakan model pembelajaran yang
memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan
inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian
dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian
yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium
dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling
berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan
perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud model threaded itu ?
2.
Seperti
apa model threaded itu ?
3.
Gambaran
seperti apakah model threaded itu ?
4.
Apa
kelebihan dari model threaded itu ?
5.
Apa
kekurangan dari model threaded itu ?
6.
Bagaimana
cara penggunaan model threaded itu ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian model threaded
2.
Untuk
mengetahui model threaded
3.
Untuk
mengetahui gambaran model threaded
4.
Untuk
mengetahui kelebihan model threaded
5.
Untuk
mengetahui kekurangan model threaded
6.
Untuk
mengetahui cara penggunaan model threaded
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model Threaded
Ketrampilan berpikir (thinking
skills), ketrampilan sosial (social skills), ketrampilan belajar,
grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence
skills) yang terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan
pendekatan untaian. Model Threaded adalah model bersambungan atau model
integrasi yang memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua
pokok bahasan. Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan
yang digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu matematika,
memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi peristiwa yang ada
dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai macam dugaan di laboratorium
IPA. Strategi mencari kesepakatan juga digunakan untuk menyelesaikan konflik
dalam segala situasi permasalahan. Ketrampilan ini pada intinya akan
dihubungkan melalui isi standar kurikulum yang ada.
Dengan menggunakan ide
yang ada dalam metakurikulum dapat ditargetkan serangkaian ketrampilan berpikir
tertentu untuk memasukkan prioritas isi pembelajaran yang ada. Misalnya dengan
akan menggunakan kurikulum berkelompok (cluster curriculum), pengajar
(tim) mungkin akan memilih kelompok ketrampilan analysis untuk
memasukkan esensi ketrampilan berpikir dari masing-masing kemampuan yang ada:
IPA (pengelompokkan/classify), IPS (perbandingan dan pembedaan/ compare
and contrast), bahasa dan seni (menunjukkan/attribute), matematika
(mengurutkan/sequence). Demikian juga ketrampilan social (social
skills) dan kecerdasan ganda (multiple intelligence) lainnya akan
disambungkan melalui berbagai macam disiplin ilmu.
Dalam model Threaded,
ketrampilan berpikir atau ketrampilan sosial akan digiring kearah bagian isi,
dan guru akan memberikan beberapa pertanyaan: “Bagaimana menurutmu hal itu?”,
“Ketrampilan berpikir yang bagaimanakah yang menurut anda paling berguna?”, “Seberapa baikkah kerja kelompokmu hari ini?“,
“Sudahkan kamu menggunakan kemampuan bakat musikmu hari ini?”. Beberapa
pertanyaan biasanya sangat berlawanan dengan pertanyaann kognitif lainnya
seperti, “Jawaban apa yang anda dapatkan?”, dan “Berapa banyak yang setuju?”
(Kadangkala beberapa pertanyaan tadi layaknya pertanyaan begitu saja diajukan
ke anak-anak dan seolah guru sedang “membuang waktu”. Maka siswapun akan
mengatakan: “Baiklah, sesungguhnya apa yang harus kami lakukan?”).
B.
Bentuk dari Model
Threaded
Menggunakan ide
kurikulum meta, tingkat kelas atau tim antardepartemen menargetkan satu set
keterampilan berpikir untuk menanamkan ke dalam prioritas konten yang ada.
Misalnya dengan menggunakan "kurikulum klaster", tim mahasiswa dapat
memilih cluster analisis kemampuan berpikir untuk menanamkan ke dalam setiap
konten: science (mengklasifikasikan), IPS (membandingkan dan kontras), seni
bahasa (atribut), matematika (squence). Demikian juga, keterampilan sosial dan
kecerdasan ganda dapat berulir melalui berbagai disiplin ilmu.
C.
Gambaran Model Threaded
Sebagai kemampuan
berpikir atau keterampilan sosial yang berulir ke dalam isi guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti: "bagaimana Anda berpikir tentang hal
itu?", "Apa keterampilan berpikir yang Anda temukan paling
bermanfaat?", "Seberapa baik melakukan kerja kelompok kita hari ini?
", dan" harus Anda menggunakan kecerdasan musikal Anda hari ini?
". Pertanyaan pengolahan ini kontras tajam dengan pertanyaan kognitif
biasa seperti, "apa jawaban yang Anda dapatkan?", "Berapa banyak
setuju?" (Kadang-kadang, pertanyaan-pertanyaan di atas metakognitif suara
untuk anak-anak seperti guru adalah: membuang-buang waktu "Siswa akan. sering
mengatakan, "OK, apa yang Anda benar-benar ingin kita lakukan?")
D. Kelebihan Model Threaded
Manfaat dari model Threaded
ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya metakurikulum. Metakurikulum
adalah semacam kesadaran dan kontrol atas ketrampilan dan strategi pemikiran,
serta pembelajaran yang melebihi bahan pembahasan. Para guru akan lebih
menekankan pada aspek perilaku metakognitif sehingga siswa akan belajar
bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat siswa sadar akan proses
pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa depan akan mudah dilakukan.
Yang paling utama untuk diingat bahwa model integrasi yang ada tak akan berdiri
sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi siswa akan belajar mendapatkan
manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan ketrampilan
hidup.
E.
Kekurangan Model Threaded
Kekurangan atau kelemahan model Threaded
ini masih diperlukan adanya tambahan kurikulum “lainnya”. Hubungan isi atau makna
dalam lintas bidang studi sama sekali tak ditujukan dengan jelas/gamblang.
Permukaan metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap statis. Hubungan antara dan
diantara berbagai pokok kajian materi sama sekali tidak ditekankan. Juga, dalam
rangka menyusupkan metakurikulum melalui isi, semua guru memerlukan suatu
pemahaman ketrampilan dan strateginya.
F. Cara Penggunaan Model Threaded
a) Fungsi Model Pembelajaran Threaded
Model
threaded digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum
menjadi fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah
alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut
merupakan model yang aktif untuk yang mendorong guru menjaga isi pelajaran
tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerja sama, dan kecerdasan
multiple dalam isi mata pelajarannya. Pada model ini, pendekatan metakurikuler
digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa
dengan berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru mempunyai target untuk membuat
prediksi dalam percobaan di laboratorium Matematika, IPA, Bahasa, yang pada
saat bersamaan, guru IPS mempunyai target dalam peramalan kejadian-kejadian
saat ini, di mana keseluruhan kegiatan tersebut membentuk suatu untaian
keterampilan (membuat ramalan) yang bersumber dari lintas berbagai mata
pelajaran.
b) Ketepatan
Penerapan Model Threaded
Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah
satu alternatif untuk menuju penyatuan pokok bahasan. Oleh karena model Threaded
ini merupakan model yang utama digunakan oleh guru jika ingin memasukkan
pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan dalam isi pembelajaran.
c) Langkah-langkah
Pembelajaran Terpadu Model Threaded
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran terpadu model Threaded yakni :
1. Menetapkan
keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan
2. Memilih mata
pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
3. Mencocokkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan
4. Merumuskan
indikator pembelajaran secara terpadu
5. Menetapkan
ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan
Langkah-langkah
dalam membuat model threaded menurut Fogarty
1.
Berpikir
kembali: Mendesain ulang
Berpikir
kembali ke unit anggota tim baru-baru ini diajarkan. Mengidentifikasi beberapa
keterampilan metacurricular yang tampaknya meningkatkan fokus konten.
2.
Berpikir
ke depan: desain
Berpikir
ke depan sebagai anggota tim merencanakan topik dan unit mereka untuk semester berikutnya. Menargetkan beberapa meta
keterampilan untuk benang melalui isi.
3.
Pikirkan
lagi: menghaluskan
Berpikir
lagi sebagai anggota tim garis unit tambahan studi dengan meta keterampilan yang
sesuai untuk benang melalui isi mata pelajaran.
d) Ikhtisar
Meta Kurikulum
1) Ikhtisar
Ketrampilan Berpikir (Thinking Skills)
Untaian kurikulum ketrampilan
bepikir
(the cluster curriculum of
thinking skills)
|
|
Untaian ketrampilan berpikir
kritis (critical thinking skill clusters)
|
Untaian ketrampilan berpikir
kreatif
(creative thinking skills cluster)
|
Untaian penunjukan (attribute cluster)
1. Penggolongan (classifying)
2. Pengurutan (sequencing)
3. Membandingkan
dan membedakan (comparing & contrasting)
ØMenunjukkan
(attributing)
|
Untaian tanggapan (perception cluster)
1.
Penemuan (inventing)
2.
Prakiraan/meramalkan (predicting)
3.
Hipotesa (hypothesizing)
ØMerenungkan (imaging)
|
Untaian urutan (sequence cluster)
1.
Memprioritaskan (prioritizing)
2. Menemukan
sebab akibat (finding cause & effect)
3. Menarik
kesimpulan (drawing conclusions)
ØMengurutkan
(sequencing)
|
Untaian kesimpulan (inference cluster)
1.
Prakiraan/meramalkan (predicting)
2.
Hipotesa (hypothesizing)
3.
Memberlakukan secara umum (generalizing)
ØMenyimpulkan/menduga (inferring)
|
Untaian analisa (analysis cluster)
1. Menganalisa
kesalahan (analyzing for bias)
2. Menganalisa
asumsi/pendapat (analyzing for assumption)
3. Menarik
kesimpulan (drawing conclusions)
Ømenganalisa
(analyzing)
|
Untaian pemecahan masalah (problem solving
cluster)
1.
Menyimpulkan/menduga (inferring)
2.
Membuat analogi (making analogies)
3.
Berhadapan dengan kerancuan dan gejala (dealing with ambiguity and
paradox)
ØPemecahan masalah (problem solving)
|
Untaian evaluasi (evaluating cluster)
1. Menganalisa
asumsi/pendapat (analyzing for assumption)
2. Menganalisa
kesalahan (analyzing for bias)
3. Analogi
pemecahan (solving analogies)
4. Membuat
keputusan (decision making)
ØMengevaluasi
(evaluating)
|
Untaian pengungkapan (brainstorm cluster)
1.
Perwujudkan (personifying)
2.
Penemuan (inventing)
3.
Visualisasi (visualizing)
4.
Menghubungkan (associating)
ØPengungkapan pendapat (brainstorming)
|
ØPemecahan masalah (problem solving)
ØPengambilan keputusan (decision
making)
ØIde kreatif (creative ideation)
|
|
Untaian Ketrampilan
evaluatif dan analitis (analytical and evaluative skill cluster)
|
Untaian Ketrampilan
produktif dan generatif (generative and productive skill cluster)
|
Seimbangkan aneka pilihanmu dari keduanya yang kritis
dan pemikiran kreatif, memilih suatu ketrampilan mikro, suatu kumpulan
ketrampilan, atau dua kumpulan yang akan bekerja bersama sebagai departemen
atau tingkatan nilai/kelas untuk unit, semester, atau tahun.
2) Ikhtisar
Ketrampilan Sosial (Social Skills)
Memilih ketrampilan
sosial yang tepat ke target sebagai tingkatan nilai/kelas, departemen, atau
kelompok antar cabang ilmu pengetahuan.
IKHTISAR KETRAMPILAN SOSIAL
|
|
TAHAPAN
|
KETRAMPILAN SOSIAL
Komunikasi ( C),
Kepercayaan ( T), Kepemimpinan ( L), Resolusi Konflik ( CR)
|
Pembentukan
untuk mengorganisir kelompok dan
menetapkan petunjuk perilaku
|
Menggunakan suara
(C)
Memimpin bersama-sama (C)
Mendengarkan tetangga
(C) Melakukan pekerjaannya (L)
Tinggal dengan kelompok (C) Tolong
menolong (L)
|
Norma
untuk melengkapi yang di-tugaskan dan
membangun hubungan yang efektif
|
Meliputi semua anggota (L) Semua berkesempatan partisi-
pasi (L)
Mendorong orang lain
(L) Menghargai pendapat orang lain
(T)
Mendengar dengan focus (T) Tetap pada tugas (L)
|
Penyelarasan
untuk mempromosikan pe-mikiran kritis
dan memak-simalkan semua mata pe-lajaran
|
Memperjelas (C) Memeriksa
perbedaan (CR)
Menafsirkan gagasan
(C) Menghasilkan
alternatif (CR)
Memberikan contoh
(C)
Mencari kesepakatan (CR)
|
Pendapat
untuk berfungsi secara efektif dan
memungkinkan pekerjaan secara beregu
|
Nada perasaan
(C)
Melihat poin semua pandangan(CR)
Menyetujui gagasan orang (CR)
Mencoba untuk setuju (CR)
Membuka pikiran
(T)
Mendukung gagasannya (L)
|
Melakukan
untuk membantu perkem-bangan ke tingkat
yang le-bih tinggi tentang ketram-pilan berpikir, kreativitas, dan intuisi
|
Menguraikan gagasan
(C)
Meluaskan gagasan (C)
Mengintegrasikan gagasan
(L) Menyatukan bentuk (L)
Membenarkan gagasan (CR)
Jangkauan kesepakatan (CR)
|
Perbaikan ulang
untuk menerapkan ke lain kurikulum dan
memindah-kan ke dalam kehidupan di luar kelas
|
Mulai siklus dari setiap kali ketrampilan sosial :
Dibentuk kelompok baruØ
Anggota baru bergabung denganØ kelompok
Anggota tidak ada dari kelompokØ
Tugas baru diberikanØ
ØMerindukan terjadinya
ketidakhadiran
|
1) Ikhtisar
Ketrampilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence Skills)
Pilih salah satu atau
satu kelompok kecerdasan untuk memusatkan pada suatu unit studi atau pelajaran
tunggal.
Sembilan Jalan Mengetahui Kecerdasan Ganda
|
Penjelasan
|
Kecerdasan
Linguistik
|
kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis seperti
dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain
sandiwara, orator, yang berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa
secara umum.
|
Kecerdasan
Matematis-Logis
|
kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif dimiliki matematikus,
saintis, programmer, dan logikus, termasuk di dalamnya adalah kepekaan pada
pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.
|
Kecerdasan
Ruang
Visual
|
kemampuan menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan
decorator, termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat,
melakukan perubahan suatu benda dalam pikiran dan mengenali perubahan itu,
menggambarkan suatu hal dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata
serta mengungkapkan dalam suatu grafik, suatu keseimbangan relasi,warna,
garis, bentuk dan ruang.
|
Kecerdasan
Kinestetik-Badani
|
kemampuan menggunakan tubuh atau
gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti pada actor,
atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah, termasuk ketrampilan koordinasi dan
fleksibilitas tubuh.
|
Kecerdasan
Musikal
|
kemampuan untuk mengembangkan,
mengekpresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, termasuk
kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan menyanyi, kemampuan
mencipta lagu, kemampuan menikmati lagu, musik dan nyanyian.
|
Kecerdasan
Interpersonal
|
kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan
diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi,
sadar akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
|
Kecerdasan
Intrapersonal
|
kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan
diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi,
sadar akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
|
Kecerdasan
Lingkungan
|
kemampuan untuk dapat mengerti
flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam
alam natural, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam dan menggunakan
kemampuan itu secaraproduktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan
pengetahuan akan alam.
|
Kecerdasan
Eksistensial
|
menyangkut kemampuan dan kepekaan
seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau
keberadaan manusia. Orang yang tidak puas hanya menerima keadaan,
keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadari dan mencari jawaban
terdalam.
|
Rekomendasi
Kelas V,
Semester 1
Matematika
SK:
Geometri
Dan Pengukuran
2.
Menggunakan Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, Dan Kecepatan Dalam Pemecahan
Masalah
KD:
2.5
Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak, Dan Kecepatan
Kelas V,
Semester 1
IPA
SK:
3.
Mengidentifikasi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan
KD:
3.1
Mengidentifikasi Penyesuaian Diri Hewan Dengan Lingkungan Tertentu Untuk
Mempertahankan Hidup
Kelas V,
Semester 1
IPS
SK:
Menghargai
Berbagai Peninggalan Dan Tokoh Sejarah Yang Berskala Nasional Pada Masa
Hindu-Budha Dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam Dan Suku Bangsa, Serta
Kegiatan Ekonomi Di Indonesia
KD:
1.4
Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia
Kelas V,
Semester 1
Bahasa Indonesia
SK:
Berbicara
2.
Mengungkapkan Pikiran, Pendapat, Perasaan, Fakta Secara Lisan Dengan Menanggapi
Suatu Persoalan, Menceritakan Hasil Pengamatan, Atau Berwawancara
KD:
2.1
Menanggapi Suatu Persoalan Atau Peristiwa Dan Memberikan Saran Pemecahannya
Dengan Memperhatikan Pilihan Kata Dan Santun Berbahasa
Matematika
KD:
2.5 Menyelesaikan
Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak, Dan Kecepatan
|
Rekomendasi
IPA
KD:
3.1
Mengidentifikasi Penyesuaian Diri Hewan Dengan Lingkungan Tertentu Untuk
Mempertahankan Hidup
|
IPS
KD:
1.4
Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia
|
Bahasa
Indonesia
KD:
2.1 Menanggapi Suatu Persoalan Atau
Peristiwa Dan Memberikan Saran Pemecahannya Dengan Memperhatikan Pilihan
Kata Dan Santun Berbahasa
|
Metakurikulum yang digunakan adalah untuk melatih keterampilan berfikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan
bagian dari problem solving.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Ketrampilan berpikir (thinking
skills), ketrampilan sosial (social skills), ketrampilan belajar, grafis
organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence skills)
yang terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan pendekatan
untaian. Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi
yang memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok
bahasan.
2.
Menggunakan ide
kurikulum meta, tingkat kelas atau tim antardepartemen menargetkan satu set
keterampilan berpikir untuk menanamkan ke dalam prioritas konten yang ada.
3.
Manfaat dari model Threaded
ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya metakurikulum. Metakurikulum
adalah semacam kesadaran dan kontrol atas ketrampilan dan strategi pemikiran,
serta pembelajaran yang melebihi bahan pembahasan. Para guru akan lebih
menekankan pada aspek perilaku metakognitif sehingga siswa akan belajar
bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat siswa sadar akan proses
pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa depan akan mudah dilakukan.
Yang paling utama untuk diingat bahwa model integrasi yang ada tak akan berdiri
sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi siswa akan belajar mendapatkan
manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan ketrampilan
hidup.
4.
Kekurangan atau kelemahan model Threaded
ini masih diperlukan adanya tambahan kurikulum “lainnya”. Hubungan isi atau
makna dalam lintas bidang studi sama sekali tak ditujukan dengan
jelas/gamblang. Permukaan metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap statis.
Hubungan antara dan diantara berbagai pokok kajian materi sama sekali tidak
ditekankan. Juga, dalam rangka menyusupkan metakurikulum melalui isi, semua
guru memerlukan suatu pemahaman ketrampilan dan strateginya.
5.
Model ini sangat sesuai jika
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menuju penyatuan pokok bahasan.
Oleh karena model Threaded ini merupakan model yang utama digunakan oleh
guru jika ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan
dalam isi pembelajaran.
6.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu model Threaded yakni :
1. Menetapkan
keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan
2. Memilih mata
pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini.
3. Mencocokkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan
4. Merumuskan
indikator pembelajaran secara terpadu
5. Menetapkan
ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan
B.
Saran
Sebagai seorang guru kita harus menerapkan
pembelajaran kreatif dan inovatif supaya para siswa mempunyai keterampilan
unutk hidup di masa depan. Demikian makalah yang dapat
kami buat dengan semaksimal mungkin. Apabila ada kesalahan dari penulisan,
penyajian materi, dan kejelasannya kami mohon
maaf. Terimakasih bagi pembaca karena telah membaca makalah ini. Dan semoga apa
yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada gading yang tak retak,
tiada hal yang sempurna. Kritik dan saran diperlukan dalam penyempurnaan makalah
ini. Keberhasilan pembaca dalam memahami isi dari makalah
ini perlu dirayakan karena usaha dan kerja keras para pembaca sangat berharga
dan perlu diberi penghargaan maka rayakanlah dan bergembiralah.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati. 2009. Model
Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Untuk Program
BERMUTU.
Ahira, Anne. 2011. Macam-Macam
Model Pembelajaran. (Http://Anneahira.Com/ Diunduh Pada 20 Mei 2015).
Unik Ambar Wati. Majalah
Ilmiah Pembelajaran Nomor 2 Volome 4 Oktober 2008. Diunduh Pada 21 Mei 2015.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam
Teori Dan Praktek. Jakarta. Prestasi
Pustaka Publisher.
Asep, Novi, Dkk. 2011. Pembelajaran
Terpadu Di SD. Banten. Universitas Terbuka.
Fogarty R. 1991. The
Mindfull School: How To Integrate The Curricula. Palatine, illinois: IRI/Skylight Publishing. Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar